Keramik
Keramik
merupakan campuran antara komponen logam dan nonlogam. Kebanyakan keramik
adalah hasil dari oksidasi dan karbonasi. Bahan-bahan yang termasuk ke dalam
jenis keramik adalah yang tersusun dari mineral tanah liat, semen, dan kaca.
Bahan keramik biasanya digunakan sebagai isolasi aliran listrik dan panas, dan
memiliki sifat lebih tahan terhadap suhu yang tinggi dan lingkungan yang keras
dibandingkan dengan logam dan polimer, sifatnya keras tetapi sangat rapuh.
Karakteristik struktur ,sifat keramik dan Teknik pemerosesan keramik
I. Karakteristik struktur keramik
Struktur kristal keramik (terdiri dari
berbagai ukuran atom yang berbeda atau minimal terdiri dari 2 jenis
unsur) merupakan salah satu yang paling kompleks dari semua struktur
bahan. Ikatan antara atom-atom ini umumnya ikatan kovalen (berbagi
elektron, sehingga ikatan ini kuat) atau ion (terutama ikatanantara ion
bermuatan, sehingga ikatan ini kuat). Ikatan ini jauh lebih kuat
daripada ikatan logam. Akibatnya, sifat-sifat seperti kekerasan dan
ketahanan panas dan listrik secara signifikan lebih tinggi keramik dari
pada logam. Keramik dapat berikatan kristal tunggal ataudalam bentuk
polikristalin. Ukuran butir mempunyai pengaruh besar terhadap kekuatan
dan sifat-sifat keramik; ukuran butir yang halus (sehingga dikatakan
keramik halus), semakin tinggi kekuatan dan ketangguhannya.
Kebanyakan bahan pembentuk keramik
memiliki ikatan ion, ikatan kovalen dan ikatanantara. Sebagai missal,
bagian ikatan ion dalam sistem Mg-O, Al-O, Zn-O dan Si-O dapat dikatakan
masing-masing 70%, 60%, 60% dan 50%. Yang sangat menarik adalah bahwa
pada
ReO3,V2O3 dan
TiO, yang merupakan oksida dan tidak pernah menunjukkan sifat liat
ataudapat di deformasikan, tetapi memiliki hantaran listrik yang relatif
dapat disamakan dengan logam biasa.
Dalam Kristal yang rumit, berbagai macam
atom berperan dan ikatannya merupakan ikatan campuran dalam banyak hal.
Struktur Kristal demikian dapat dimengerti apabila mengingat bahwa
Kristal tersusun oleh kombinasi dari polyhedron koordinasi, dimana
satuan kecil dari kation dikelilingi oleh beberapa anion. Salah satu
contoh adalah silikat yang merupakan bahan baku penting bagi keramik.
II. Sifat-sifat keramik
Secara umum kramik merupakan paduan
antara logam dan non logam , senyawa paduan tersebut memiliki ikatan
ionik dan ikatan kovalen . untuk lebih jelasnya mengenai sifat-sifat
kramik berikut ini akan dijelaskan lebih detail.
a. Sifat Mekanik
Keramik merupakan material yang kuat,
keras dan juga tahan korosi. Selain itu keramik memiliki kerapatan yang
rendah dan juga titik lelehnya yang tinggi. Keterbatasan utama keramik
adalah kerapuhannya, yakni kecenderungan untuk patah tiba-tiba dengan
deformasi plastik yang sedikit. Di dalam keramik, karena kombinasi dari
ikatan ion dan kovalen, partikel-partikelnya tidak mudah bergeser.
Faktor rapuh terjadi bila pembentukan
dan propagasi keretakan yang cepat.Dalam padatan kristalin, retakan
tumbuh melalui butiran (trans granular) dan sepanjang bidang cleavage
(keretakan) dalam kristalnya. Permukaan tempat putusyang dihasilkan
mungkin memiliki tekstur yang penuh butiran atau kasar. Material yang
amorf tidak memiliki butiran dan bidang kristal yang teratur, sehingga
permukaan putus kemungkinan besar terjadi. Kekuatan tekan penting untuk
keramik yang digunakan untuk struktur seperti bangunan. Kekuatan tekan
keramik biasanya lebih besar dari kekuatan tariknya. Untuk memperbaiki
sifat ini biasanya keramik di-pretekan dalam keadaan tertekan
b. Sifat Termal
Sifat termal bahan keramik adalah
kapasitas panas, koefisien ekspansitermal, dan konduktivitas termal.
Kapasitas panas bahan adalah kemampuan bahan untuk mengabsorbsi panas
dari lingkungan. Panas yang diserap disimpan olehpadatan antara lain
dalam bentuk vibrasi (getaran) atom/ion penyusun padatantersebut.
Keramik biasanya memiliki ikatan yang
kuat dan atom-atom yang ringan. Jadigetaran-getaran atom-atomnya akan
berfrekuensi tinggi dan karena ikatannya kuat maka getaran yang besar
tidak akan menimbulkan gangguan yang terlalu banyak padakisi kristalnya.
Sebagian besar keramik memiliki titik
leleh yang tinggi, artinya walaupun pada temperatur yang tinggi material
ini dapat bertahan dari deformasi dan dapat bertahan dibawah tekanan
tinggi. Akan tetapi perubahan temperatur yang besar dan tiba-tiba dapat
melemahkan keramik. Kontraksi dan ekspansi pada perubahan temperatur
tersebutlah yang dapat membuat keramik pecah.
c. Sifat elektrik
Sifat listrik bahan keramik sangat
bervariasi. Keramik dikenal sangat baik sebagai solator. Beberapa
isolator keramik (seperti BaTiO 3) dapat dipolarisasi dan digunakan
ebagai kapasitor. Keramik lain menghantarkan elektron bila
energi ambangnya dicapai, dan oleh karena itu disebut semikonduktor.
Tahun 1986, keramik jenis baru, yakni superkonduktor temperatur kritis
tinggi ditemukan. Bahan jenis ini di bawah suhu kritisnya memiliki
hambatan = 0. Akhirnya, keramik yang disebut sebagai
piezoelektrik dapat menghasilkan respons listrik akibat tekanan
mekanik atau sebaliknya.
Elektron valensi dalam keramik tidak
berada di pita konduksi,sehingga sebagian besar keramik adalah isolator.
Namun, konduktivitas keramik dapat ditingkatkan dengan memberikan
ketakmurnian. Energi termal juga akanmempromosikan elektron ke pita
konduksi, sehingga dalam keramik, konduktivitasmeningkat (hambatan
menurun) dengan kenaikan suhu.
Beberapa keramik memiliki sifat
piezoelektrik, atau kelistrikan tekan. Sifat ini merupakan bagian bahan
“canggih” yang sering digunakan sebagai sensor. Dalambahan
piezoelektrik, penerapan gaya atau tekanan dipermukaannya akan
menginduksipolarisasi dan akan terjadi medan listrik, jadi bahan
tersebut mengubah tekananmekanis menjadi tegangan listrik. Bahan
piezoelektrik digunakan untuk tranduser,yang ditemui pada mikrofon, dan
sebagainya.
Dalam bahan keramik, muatan listrik dapat
juga dihantarkan oleh ion-ion. Sifat ini dapat diubah-ubah dengan
merubah komposisi, dan merupakan dasar banyakaplikasi komersial, dari
sensor zat kimia sampai generator daya listrik skala besar.Salah satu
teknologi yang paling prominen adalah sel bahan bakar.
d. Sifat Optik
Bila cahaya mengenai suatu obyek cahaya
dapat ditransmisikan, diabsorbsi, ataudipantulkan. Bahan bervariasi
dalam kemampuan untuk mentransmisikan cahaya, danbiasanya dideskripsikan
sebagai transparan, translusen, atau opaque. Material yang transparan,
seperti gelas,mentransmisikan cahaya dengan difus, seperti
gelasterfrosted, disebut bahan translusen. Batuan yang opaque tidak
mentransmisikan cahaya.Dua mekanisme penting interaksi cahaya dengan
partikel dalam padatan adalahpolarisasi elektronik dan transisi elektron
antar tingkat energi. Polarisasi adalahdistorsi awan elektron atom oleh
medan listrik dari cahaya. Sebagai akibat polarisasi,sebagian energi
dikonversikan menjadi deformasi elastik (fonon), dan selanjutnya panas.
e. Sifat kimia
Salah satu sifat khas dari keramik
adalah kestabilan kimia. Sifat kimia dari permukaan keramik dapat
dimanfaatkan secara positif. Karbon aktif, silika gel, zeolit, dsb,
mempunyai luas permukaan besar dan dipakai sebagai bahan pengabsorb.
Kalau oksida logam dipanaskan pada kira-kira 500 C, permukaannya menjadi
bersifat asam atau bersifat basa. Alumina g , zeolit, lempung asam atau
S 2O 2 – TiO 2 demikian juga berbagai oksida biner dipakai sebagai
katalis, yang memanfaatkan aksi katalitik dari titik bersifat asam dan
basa pada permukaan.
f. Sifat fisik
Sebagian besar keramik adalah ikatan dari
karbon, oksigen atau nitrogen dengan material lain seperti logam ringan
dan semilogam. Hal ini menyebabkan keramik biasanya memiliki densitas
yang kecil. Sebagian keramik yang ringan mungkin dapat sekeras logam
yang berat. Keramik yang keras juga tahan terhadap gesekan. Senyawa
keramik yang paling keras adalah berlian, diikuti boron nitrida pada
urutan kedua dalam bentuk kristal kubusnya. Aluminum oksida dan silikon
karbida biasa digunakan untuk memotong, menggiling, menghaluskan dan
menghaluskan material-material keras lain.
III. Contoh
Keramik adalah material anorganik dan
non-metal. Umumnya keramik adalah senyawa antara logam dan non
logam. Untuk mendapatkan sifat-sifat keramik biasanya diperoleh dengan
pemanasan pada suhu tinggi. Keramik:tradisional , modern .
Keramik tradisional :biasanya dibuat dari tanah liat .
Contoh: porselen, bata ubin, gelas dll.
Contoh: porselen, bata ubin, gelas dll.
Keramik modern :
mempunyai ruang lingkup lebih luas dari keramik tradisional dan
mempunyai efek dramatis pada kehidupan manusia seperti pemakaian
pada bidang elektronik, komputer, komunikasi, aerospace dll.
IV. Teknik pemerosesan keramik
a. Pembubukan
Bahan-bahan dasar keramik umumnya berbentuk bubukan. Bahan dasar
tersebut dapat diperoleh dengan metode konvensional atau non
konvensional. Metode konvensional misalnya kalsinasi; yaitu menguraikan
suatu bahan padatan menjadi beberapa bagian yang lebih sederhana;
Milling yaitu menggiling atau menghaluskan bahan; mixing yaitu
mencampurkan beberapa bahan menjadi satu bahan. Sedangkan metode
nonkonvensional misalnya teknik larutan sepaerti metode sol-gel, metode
fase uap, atau dekomposisi garam. Dalam proses pembubukan tersebut ,
seringkali harus ditambahkan bahan penstabil agar suhu dapat diturunkan
atatu bahan organik yang berfungsi sebagai pengikat atau pelunak bubukan
sehingga mudah dibentuk.b. Pembentukan
Metode pembentukan ini bermacam-macam, misalnya metode pres isostatik dan aksial; metode cetak lepas, yaitu dicetak hingga kering lalu dilepas; metode cetak balut yaitu bahn dibiarkan tetap berada daalm cetakn atau cetak injeksi yaitu bahan dimasukan ke dalam cetakan dengan cara diinjeksikan ke dalamnya.
c. Penekanan
Penekanan atau disebut juga kompaksi dilaukan untuk membentuk serbuk keramik menjadi suatu bentuk padatan berupa pelet mentah. Pelet mentah adalah serbuk yang telah menjadi bentuk padat tetapi belum disinter. Prosedur dasar penekanan dibagi menjadi 3 yaitu:
- Uniaxial
- Isostatik: Penekanan serbuk dilakukan dengan menggunakan cairan.
- Hot pressing:Penekanan dilakukan secar simultan denga perlakuan panas pada serbuk.
Sintering adalah metode pemanasan yang dilakukan terhadap suatu material ( biaasnya dalam bentuk serbuk) pada suhu dibawah titik lelehnya sehingga menjadi bentuk padatan . Serbuk berubah menjadi padatan karena pada suhu tersebut partikel-partikel akan saling melekat. Setelah disintering bentuk porositas berubah cenderung berbrntuk bola. Selain itu semakin lama dipanaskan bentuk pori akan semakin kecil. Karena itu ukuran sampel yang telah disinter akan semakin kecil juga.
Sintering terbagi menjadi 2 jenis, yaitu berdassarkan ada tidaknya fase cair selama proses sintering. Sintering yang terjadi disertai adanya fase cair disebut sintering fase cair, dan sintering yang terjadi tanpa fase cair disebut sintering padat.
Tahap sintering dilakukan untuk memadat kompakan bahan, yang sudah dicetak dan dikeringkan dengan suhu tinggi.
e. Anneling dan Aging
Anealing adalah proses pemanasan yang lebih rendah dari sebelumnya. Dengan maksud agar parameter dan sifat yang diinginkan mencapai optimum. Sedangkan aging adalah proses pendinginan selama beberapa waktu tertentu.
f. Tahap akhir
Pada tahap ini, bahan keramik dikenakan berbagai perlakuan akhir sehingga sipa dipalikasika sesuai dengan sifat bahan yang diinginkan. Perlakuan tersebut misalnya mengasah, memoles, memberi lapisan logam, memberi mantel untuk perlindungan dan lain-lain.
Secara bagan proses pembuatan bahan keramik adalah :
Proses pembubukan atau penghalusan –> Pembentukan –> Pengeringan —> sintering –> anealing dan aging –> Aplikasi akhir.
Polimer
Suatu polimer adalah rantai berulang dari atom yang panjang, terbentuk dari pengikat yang berupa molekul identik yang disebut monomer. Sekalipun biasanya merupakan organik (memiliki rantai karbon), ada juga banyak polimer inorganik. Contoh terkenal dari polimer adalah plastik dan DNA.
Polimer didefinisikan sebagai substansi yang terdiri dari
molekul-molekul yang menyertakan rangkaian satu atau lebih dari satu
unit monomer. Manusia sudah berabad-abad menggunakan polimer dalam
bentuk minyak, aspal, damar, dan permen karet. Tapi industri polimer
modern baru mulai berkembang pada masa revolusi industri. Di akhir
1830-an, Charles Goodyear berhasil memproduksi sebentuk karet alami yang
berguna melalui proses yang dikenal sebagai “vulkanisasi”. 40 tahun
kemudian, Celluloid (sebentuk plastik keras dari nitrocellulose)
berhasil dikomersialisasikan. Adalah diperkenalkannya vinyl, neoprene,
polystyrene, dan nilon pada tahun 1930-an yang memulai ‘ledakan’ dalam
penelitian polimer yang masih berlangsung sampai sekarang. Sebelum
mendiskusikan peranan polimer dalam konstruksi komersial, berikut ini
kami sajikan sedikit infromasi mengenasi struktur, tipe, dan sifat-sifat
fisik polimer.
Polimer seperti kapas, wol, karet, dan semua plastik
digunakan di hampir semua industri. Polimer alami dan sintetik bisa
diproduksi dengan beragam kekakuan, kekuatan, ketebalan, dan ketahanan
terhadap panas. Elastomer (polimer bersifat elastis) memiliki struktur
yang saling bersilangan dan longgar. Struktur rantai bertipe inilah yang
menyebabkan elastomer memiliki ingatan. Rata-rata 1 dari 100 molekul
saling bersilangan. Saat jumlah rata-rata ikatan saling bersilangan itu
meningkat (sekitar 1 dalam 30), material menjadi lebih kaku dan rapuh.
Baik karet alami dan sintetis adalah contoh dari elastomer. Di bawah
kondisi temperatur dan tekanan tertentu, plastik yang juga termasuk
polimer dapat dibentuk atau dicetak. Berbeda dengan elastomer, plastik
lebih kaku dan tidak memiliki elastisitas yang dapat dibalik. Selulosa
mreupakan salah satu contoh material berpolimer yang harus dimodifikasi
secara bertahap sebelum diproses dengan metode yang biasanya digunakan
untuk plastik. Beberapa plastik (seperti nilon dan selulosa asetat)
dibentuk menjadi fiber.
Padatan amorf terbentuk saat rantai memiliki
orientasi yang kecil di sepanjang polimer yang besar. Temperatur
transisi kaca merupakan titik dimana polimer mengeras menjadi padatan
amorf. Istilah ini digunakan sebab padatan amorf punya sifat-sifat yang
mirip dengan kaca. Dalam proses kristalisasi, ditemukan bahwa
rantai-rantai yang relatif pendek mengorganisir diri mereka sendiri
menjadi struktur kristalin lebih cepat daripada molekul yang lebih
panjang. Dengan begitu, derajat polimerisasi (DP) merupakan sebuah
faktor yang penting dalam menentukan kekristalinan sebuah polimer.
Polimer dengan DP yang tinggi sulit diatur menjadi lapisan-lapisan sebab
cenderung menjadi kusut. Dalam mempelajari polimer dan aplikasinya,
penting untuk memahami konsep temperatur transisi kaca, T g. Polimer
yang temperaturnya jatuh di bawah T g akan semakin kusut. Sedang polimer
yang temperaturnya naik di atas T g akan menjadi lebih mirip dengan
karet.
Dengan begitu, pengetahuan akan T g merupakan hal yang penting
dalam memilih bahan-bahan untuk berbagai aplikasi. Pada umumnya, nilai T
g di bawah temperatur ruangan menentukan bidang elastomer sedang nilai T
g di atas temperatur ruangan menyebabkan polimer berstruktur kaku.
Perilaku ini bisa dipahami dalam hal struktur bahan berkaca yang
biasanya dibentuk oleh substansi yang mengandung rantai-rantai yang
panjang, jaringan atom-atom yang berhubungan, atau apapun yang memiliki
struktur molekul yang komples. Normalnya dalal keadaan cair, bahan-bahan
seperti itu memiliki sifat rekat/kekentalan yang tinggi. Saat
temperatur berubah menjadi dingin dengan cepat, kristalin berada dalam
keadaan lebih stabil sedang pergerakan molekul menjadi terlalu pelan
atau geometri terlalu kaku untuk membentuk kristalin. Istilah kaca
bersinonim dengan keadaan tak seimbang yang terus-menerus. Sifat polimer
lainnya, yang juga sangat tergantung pada temperaturnya, adalah
responsnya terhadap gaya—sebagaimana diindikasikan oleh dua tipe
perilaku yang utama: elastis dan plastik. Bahan-bahan bersifat elastis
akan kembali ke bentuk asalnya begitu gaya tidak ada lagi. Bahan-bahan
plastik takkan kembali ke bentuk asalnya. Di dalam bahan plastik
berlangsung aliran yang mirip dengan cairan yang sifat
rekat/kekentalannya tinggi. Kebanyakan material mendemonstrasikan
kombinasi dari perilaku elastis dan plastik, memperlihatkan perilaku
plastik setelah melebihi batasan elastis.
Demikian papar Ir. Yusuf Setiawan, M.Eng selaku Peneliti Bidang Derivat Selulosa dan Lingkungan Balai Besar Pulp dan Kertas Bandung. Hal ini disampaikan Yusup ketika menjadi pembicara Kuliah Umum "Peranan Polimer Sebagai Bahan Baku Pengembangan Produk Manufaktur" di Jurusan Teknik Kimia FTI UII, Rabu, 29 Desember 2010. Dalam Kuliah Umum tersebut, Yusuf berdampingan dengan Prof. Ir. Rochmadi, SU., Ph.D selaku Kepala Laboratorium Teknologi Polimer, Teknik Kimia, FT UGM.
Menurut kedua pembicara, teknologi polimer di Indonesia berkembang secara aplikatif dan dinamis. "Pemanfaatan teknologi polimer dalam kehidupan kita sehari-hari dapat kita lihat pada produk pelumas mesin, pesawat terbang, kampas rem, isolator alat listrik, gigi palsu dan lain sebagainya. Jadi, pemanfaatan teknologi polimer ini tidak akan ada matinya. Hal inilah yang seharusnya dapat meningkatkan minat mahasiswa untuk terus mengkaji dan meneliti teknologi polimer", ujar Prof. Rochmadi.
Bagi Indonesia, menurut mereka, dampak positif dengan berkembangnya industri polimer dapat menyerap lebih banyak tenaga kerja. "Apalagi dengan sifat-sifat yang dimiliki polimer seperti mudah diolah menjadi produk pada suhu rendah dan biaya murah, ringan, tahan korosi, dan bersifat isolator yang baik terhadap panas dan listrik, maka teknologi polimer ini ke depan akan semakin banyak diminati oleh perusahaan manufaktur sebagai bahan baku mereka." tutur mereka.=== Berdasarkan sumbernya ===
Klasifikasi polimer
Teknologi polimer berdasarkan sumbernya dapat dikelompokkan dalam 3 kelompok, yaitu (1) Polimer Alam yang terjadi secara alami seperti karet alam, karbohidrat, protein, selulosa, dan wol. (2) Polimer Semi Sintetik yang diperoleh dari hasil modifikasi polimer alam dan bahan kimia seperti serat rayon dan selulosa nitrat. (3) Polimer Sintesis, yaitu polimer yang dibuat melalui polimerisasi dari monomer-monomer polimer, seperti formaldehida."Demikian papar Ir. Yusuf Setiawan, M.Eng selaku Peneliti Bidang Derivat Selulosa dan Lingkungan Balai Besar Pulp dan Kertas Bandung. Hal ini disampaikan Yusup ketika menjadi pembicara Kuliah Umum "Peranan Polimer Sebagai Bahan Baku Pengembangan Produk Manufaktur" di Jurusan Teknik Kimia FTI UII, Rabu, 29 Desember 2010. Dalam Kuliah Umum tersebut, Yusuf berdampingan dengan Prof. Ir. Rochmadi, SU., Ph.D selaku Kepala Laboratorium Teknologi Polimer, Teknik Kimia, FT UGM.
Menurut kedua pembicara, teknologi polimer di Indonesia berkembang secara aplikatif dan dinamis. "Pemanfaatan teknologi polimer dalam kehidupan kita sehari-hari dapat kita lihat pada produk pelumas mesin, pesawat terbang, kampas rem, isolator alat listrik, gigi palsu dan lain sebagainya. Jadi, pemanfaatan teknologi polimer ini tidak akan ada matinya. Hal inilah yang seharusnya dapat meningkatkan minat mahasiswa untuk terus mengkaji dan meneliti teknologi polimer", ujar Prof. Rochmadi.
Bagi Indonesia, menurut mereka, dampak positif dengan berkembangnya industri polimer dapat menyerap lebih banyak tenaga kerja. "Apalagi dengan sifat-sifat yang dimiliki polimer seperti mudah diolah menjadi produk pada suhu rendah dan biaya murah, ringan, tahan korosi, dan bersifat isolator yang baik terhadap panas dan listrik, maka teknologi polimer ini ke depan akan semakin banyak diminati oleh perusahaan manufaktur sebagai bahan baku mereka." tutur mereka.=== Berdasarkan sumbernya ===
- Polimer alami : kayu, kulit binatang, kapas, karet alam, rambut
- Polimer sintetis
- Tidak terdapat secara alami: nylon, poliester, polipropilen, polistiren
- Terdapat di alam tetapi dibuat oleh proses buatan: karet sintetis
- Polimer alami yang dimodifikasi: seluloid, cellophane (bahan dasarnya dari selulosa tetapi telah mengalami modifikasi secara radikal sehingga kehilangan sifat-sifat kimia dan fisika asalnya)
Sifat-sifat khas bahan polimer pada umumnya adalah sebagai berikut:
1.Mampu cetak dengan baik.Pada temperature relative rendah dapat dicetak dengan penyuntikan,penekanan,ekstrusi dan seterunya,yang menyebabkan ongkos pembuatan lebih rendah dari pada untuk logam dan kramik.
2.Produk yang ringan dan kuat dapat dibuat.berat jenis polimer rendah dibandingkan dengan logam dan kramik,yaitu 1.0-1.7 yang memungkinkan membuat barang ringan dan kuat.
3.Banyak diantara polimer bersifat isolasi listrik yang baik.polimer mungkin juga dibuat konduktor dengan jalan mencampurnya dengan serbuk logam,butiran karbon dan sebagainya.
4.Baik sekali dalam ketahanan air dan ketahanan zat kimia.pemilihan bahan yang baik akan menghasilkan produk yang mempunyai sifat-sifat baik sekali.
5.Produk-produk dengan sifat yang cukup berbeda dapat dibuat tergantung pada cara pembuatanya.dengan mencampur zat pemplastis,pengisi dan sebagainya sifat-sifat dapat berubah dalam daerah luas.sebagai contoh polivinil klorida dengan zat pelapis karet dengan pengisi (serbuk karbon) plastic diperkuat serat gelas(FRP=fiberglass reinforced plastics)
6.Umumnya bahan polimer lebih murah.
7.Kurang tahan terhadap terhadap panas.hal ini sangat berbeda dengan logam dan kramik.Walapun ketahanan panas bahan polimer tidak sekuat logam dan kramik,pada pengunaanya harus cukup diperhatikan.
8.Kekerasan permukaan yang sangat kurang.Bahan polimer yang keras ada,tetapi masih jauh dibawah kekerasan logam dan kramik.
9.Kurang tahan terhadap pelarut.Umumnya larut dalam zat pelarut tertentu kecuali beberapa bahan khusus seperti politetrafluoretilen.kalau tidak dapat larut,mudah retak karena kontak yang terus menerus dengan pelarut dan disertai dengan tegangan.karena itu perlu perhatian yang khusus.
10.Mudah termuati listrik secara elektro static.kecuali bebrapa bahan yang khusus dibuat agar menjadi hantaran listrik,kurang higroskopik dan dapat dimuatai listrik.
11.Beberapa bahan tahan abrasi atau mempunyai koefisien gesek yang kecil.
1.Mampu cetak dengan baik.Pada temperature relative rendah dapat dicetak dengan penyuntikan,penekanan,ekstrusi dan seterunya,yang menyebabkan ongkos pembuatan lebih rendah dari pada untuk logam dan kramik.
2.Produk yang ringan dan kuat dapat dibuat.berat jenis polimer rendah dibandingkan dengan logam dan kramik,yaitu 1.0-1.7 yang memungkinkan membuat barang ringan dan kuat.
3.Banyak diantara polimer bersifat isolasi listrik yang baik.polimer mungkin juga dibuat konduktor dengan jalan mencampurnya dengan serbuk logam,butiran karbon dan sebagainya.
4.Baik sekali dalam ketahanan air dan ketahanan zat kimia.pemilihan bahan yang baik akan menghasilkan produk yang mempunyai sifat-sifat baik sekali.
5.Produk-produk dengan sifat yang cukup berbeda dapat dibuat tergantung pada cara pembuatanya.dengan mencampur zat pemplastis,pengisi dan sebagainya sifat-sifat dapat berubah dalam daerah luas.sebagai contoh polivinil klorida dengan zat pelapis karet dengan pengisi (serbuk karbon) plastic diperkuat serat gelas(FRP=fiberglass reinforced plastics)
6.Umumnya bahan polimer lebih murah.
7.Kurang tahan terhadap terhadap panas.hal ini sangat berbeda dengan logam dan kramik.Walapun ketahanan panas bahan polimer tidak sekuat logam dan kramik,pada pengunaanya harus cukup diperhatikan.
8.Kekerasan permukaan yang sangat kurang.Bahan polimer yang keras ada,tetapi masih jauh dibawah kekerasan logam dan kramik.
9.Kurang tahan terhadap pelarut.Umumnya larut dalam zat pelarut tertentu kecuali beberapa bahan khusus seperti politetrafluoretilen.kalau tidak dapat larut,mudah retak karena kontak yang terus menerus dengan pelarut dan disertai dengan tegangan.karena itu perlu perhatian yang khusus.
10.Mudah termuati listrik secara elektro static.kecuali bebrapa bahan yang khusus dibuat agar menjadi hantaran listrik,kurang higroskopik dan dapat dimuatai listrik.
11.Beberapa bahan tahan abrasi atau mempunyai koefisien gesek yang kecil.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar